Laju jiwa cita-cita
Aku hanya membutuhkan alasan unyuk segala yang kulakukan, terkadang aku bingung jika di tanya, bingung untuk menjawab dan terlalu malas untuk ber adu argumen, apa kau punya cita cita, TIDAK! Aku jawab dengan huruf besat berwarna merah dengan taring tanda seru yang merah pula setebal rel kereta api yang siap memukul siapapun yang menanyakannya,
aku menangis hari ini, pantang lelaki menangis, kata siapa? Tangisan bukan cengeng atau lemah, tapi manusia juga bukan maha kuat, seakan akan aku tak punya tujuan hidup, sepertj kata GIE tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu, ENTAHLAH mungkin itu moto hidupku sekarang ini, atau mungkin dari dulu? Entahlah, semua terangkum menjadi satu menjadi hantu yang selalu gentayangan di setiap kekosonganku, aku sering bengong dan melamun, aku suka itu, karena saat itulah aku dan cita-cita ku terwujud, dan aku benci dengan endingnya yang tak bisa nyata, BANGSAT ku kata, hey tuhan harusnya kau tau semua bukan? Jangan bilang tidak, karena aku tau kau bukan maha tidak,
Ini seperti kutukan
Bayangan cita cita yang ku idamkan dari kecil telah musnah, anjing bangsat
Aku tau kau tau
Aku kurang percaya tapi kau selalu percaya,
Hey yang maha segalanya,
Setidaknya kau beri tau aku kemana tujuanku sekarang, aku yang sebagai maha bajingan ingin segera pensiun dari gelar ini,
heyyy tuhan, taukah kamu, aku mulai rindu, ahhh lupakan, sekarang bacalah tulisan ini dan kabulkan,
Komentar
Posting Komentar